PENGORBANAN SEORANG AYAH.
Ayahku hanyalah seorang petani miskin.
Aku tinggal bersamanya di sebuah gubuk yang sudah bobrok dan hampir roboh...
Ibuku yang baru saja meninggal sebulan yang lalu, bahkan tidak meninggalkan apapun untuku dan ayahku..
Ayahku siang dan malam,jungkat-jungkin solat dan berdoa,sudah hampir habis umurnya ia gunakan hanya untuk melakukan itu, tapi apa yang ia dapat??
Tidak ada!!.
Ia bahkan tidak pernah mendapat uang lebih dari 10rb/hari,
Apalagi di jaman yang serba mahal ini,uang 10rb bahkan tidak cukup untuk makan 1 hari, apalagi untuk membeli peralatan sekolah..
Itulah yang membuat ku selalu merasa donkol dan marah pada nasib buruk yang tuhan berikan padaku.
Suatu hari di sekolah, Aku melihat semua temanku mempunyai buku pelajaran yang baru dan lengkap..
Dan hanya aku saja yang belum mempunyai buku tersebut..
"Heh, orang miskin, loe belum punya buku yaa..Haha kasian banget sih loe, makanya jangan jadi orang miskin.." ejek salah seorang temanku..
Aku hanya bisa terdiam mendengar ejekan temanku yang tak kunjung usai ...
"ingin sekali aku pukul mulutnya yang rusak itu.." keluhku dalam hati.
Sepulangnya aku dari sekolah, Aku lantas bicara kepada ayahku.
" pa, aku minta duit, untuk beli buku, di sekolah semua teman ku sudah punya buku itu, hanya aku saja yang tidak punya.." Pintaku dgn nada yang memaksa.
"iya nak, insyaallah nanti kalo bapa sudah punya uang, pasti bapa membelikanmu buku itu" balas ayahku dengan suaranya yang lirih..
"gue gk mau tau., pokok nya gue tunggu sampe lusa, uangnya harus ada ya pa..
Kalo gk dapat, gue mau kabur dari rumah.." bentak ku..
Setelah itu, akupun pergi keluar untuk bermain dgn teman-temanku.
Malam itu, Sepulangnya aku dari rumah temanku itu , akupun hendak masuk ke rumah, namun rumah ku tampak terkunci dgn rapat..
Aku mengetuk dan memukul pintu itu dgn keras, namun tak ada yang menjawab, kemudian ketika aku hendak memukul pintu dengan lebih keras, tampaklah ayahku membukakan pintu dengan senyuman di wajahnya.
"buka pintu saja lama banget, kemana aja sih Pa."bentakku.
"mf nak, bapa baru saja selesai tahajud.."jelas ayahku...
"ahh, gue gx peduli.." dgn acuh, aku pergi tidur..
Esok paginya aku bangun, namun pagi itu, aku tidak melihat ayahku,.
"alah,. dia pasti udah pergi ke sawah kotornya itu.." gumamku..
Akupun berangkat sekolah seperti biasa, dan begitu pulang aku langsung pergi ke rumah temanku untuk main seperti biasanya...
Ketika aku pulang, aku masih tidak melihat ayah ku itu..
"ah, kemana sih si tua itu, apa dia sudah mati!!" pikirku..
Sampai akhirnya aku tertidur...
Esok paginya lagi, aku bangun seperti biasa, tapi seperti hari kemarin, ayah ku tidak ada di kamarnya, padahal hari ini aku butuh uang, untuk membeli buku-buku itu.
"kemana sih orang itu, padahal gue butuh banget duitnya, awas aja kalo dia pulang, gue marahin, biar tau rasaa" keluhku..
Tak lama kemudian ayahku datang dgn membawa sebuah bungkusan. Namun wajahnya tampak pucat, dan lemas..
"heh, loe dari mana aja sih, gue dari kemarin belum makan tau, loe mau kalo gue pergi dari rumah hah..
Oh ya , Mana uang yg gue butuhin..?" tanyaku dgn marahnya. . . . .
"ini nak uangnya.." jawab ayahku dgn senyuman di wajahnya yang pucat itu..
Sambil menyodorkan bungkusan plastik itu, yang ternyata isinya uang yg tidak sedikit, bahkan sangat banyak..
"ini uang dari mana pa, jangan-jangan loe nyolong ya..?" tudingku dgn rasa heran..
"astagfirullah, tidak nak itu uang halal.." bela ayahku..
Kemudian akupun pergi sekolah dgn semua uang yang ayahku berikan, dan akhirnya akupun membeli buku-buku yang aku perlukan..
Sampe akhirnya aku pulang sekolah dgn rasa senang..
Setibanya di depan rumah, aku mengetuk pintu dgn amat keras, namun aku tak melihat apapun,.
Kemudian aku ketuk lagi pintu itu dgn lebih keras ,namun tetap tak ada jawaban, dan untuk yang ketiga kalinya aku mengetuk, namun tetap saja tidak ada..
Dan pada akhirnya aku mendobrak pintu itu dgn tubuhku, dan dgn sangat kaget dan ketakutan aku melihat ayahku yang terkulai tak berdaya dan hampir mati di ranjangnya lengkap dgn peci hitam di kepalanya, kemudian aku menghampirinya dan memohong ampun padaya seraya berkata.
"pa, aku minta maaf, atas sikapku yang hina ini, aku benar-benar menyesal atas apa yang pernah aku lakukan pa.."
melihat aku yg menangis di hadapanya ia kemudian berkata.
"tidak nak, kau jangan menangis, kau tidak salah apapun, aku bangga punya anak sepertimu, mungkin ini terakhir kalinya aku melihatmu,. Bapa berpesan supaya kau jadi anak yang soleh dan pandai, agar kau tidak seperti bapa nak." pinta ayahku, dgn senyum di wajahnya yang pucat itu..
"tidak pa, jangan bilang begitu, aku janji akan menjadi anak yang rajin."
ujarku dgn air mata di wajahku..
"nak, tolong gunakan uang itu dgn baik yaa, uang itu bapa dapat dari pemilik sawah yang sawahnya bapa garap,, jadi km tidak usah takut apapun.." jelas ayahku dgn napas nya yang sudah hampir habis..
"tidak pak, bapa pasti sehat lagi" harapku..
"selamat tinggal nak... allahku akbar.." ayah ku menghembuskan nafas terakhirnya dengan damai,..
Ketika aku melihatnya meninggal di depan mataku, aku tidak sengaja melihat sesuatu di bawah bantal ayahku, yang ternyata adalah surat pemberitahuan dari dokter yang menyatakan bahwa ayahku mengidap penyakit kanker paru-paru, yang sudah ia derita dari dulu, ternyata uang yang ia kumpulkan adalah uang untuk operasinya, namun ia mengambilnya kembali untuk aku pergunakan, tanpa menghiraukan nyawanya..
Aku yang duduk di dekatnya, kemudian menghampiri dan memeluknya dengan kuat,.
Sembari menangis di pelukannya yang hampa..
Dan.,
Semenjak itu, aku sekarang lebih menghargai orang lain, dan lebih menghargai hidup.
Serta yang terpenting, sekarang aku tidak pernah berburuk sangka pada tuhan, karena di balik setiap cobaan yang tuhan berikan kepadaku, pasti dia punya sesuatu hal yang besar untuk ku..
Mulai sekarang aku akan menjadi anak yang orang tua ku harapkan saat mereka hidup..
----------------[TAMAT]----------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengunjungi https://lawlietspirit.blogspot.com Jangan lupa Untuk selalu memberikan tanggapan atas artikel diatas. Trims